Menuju Puncak Salak 1

Bogor, 24-26 Desember 2009 pagi hari tepat tanggal 24 Desember 2009 ku bersiap diri untuk melakukan pendakian ke Gunung Salak yang masih berada pada Taman Nasional Halimun Salak. Aku bergegas menyiapkan semua kebutuhanku untuk selama perjalanan 3 hari. Aku berangkat dari rumahku (Sukabumi) dan berpamitan pada bapak, ibu, kakak, dan adikku serta meminta doa agar aku dan teman-teman dapat melakukan perjalanan dengan lancar dan dapat pulang dengan selamat sehat. Pendakian ini akan menjadi pengalaman pertama dalam hidupku. Ku membawa tas kerril yang berukuran 4.5 liter. Berat sekali tas yang aku gendong. Tasku berisi perlengkapan masak, tenda, baju ganti, makanan, matras, dan barang-barang lainnya. Dengan mengucapkan bismillah, aku berangkat menuju kota Bogor. Pendakian ini bukan pendakian biasa, namun pendakian untuk pelantikan anggota baru sebuah Kelompok Pemerhati Lingkungan (mirip Pecinta Alam). Anggota yang akan dilantik hanya aku dengan temanku, Wilda. Kami berdua yakin pasti resmi diterima di organisasi Kampusku itu. Perjalanan saya dan para senior dimulai pada sore hari melalui jalur pendakian curug Nagka. Jalur tersebut cukup dekat dengan daerah Kawah Ratu. Kawah ratu merupakan tempat yang indah dilihat namun cukup berbahaya karena tempat itu banyak sekali batu-batuan yang mengeluarkan kawah sulfur yang cukup bau(menyengat) yang tidak baik untuk tubuh. Kami sampai di daerah kawah ratu pada malam hari. Jujur sekali aku tak kuat membawa tasku yang berat itu. Aku sudah mengeluh karena kecapekan, punggungku sudah tak kuat menahan beban. Namun aku berusaha kuat karena temanku dan para senior pun terlihat kuat dan tak mengeluh. Perjalanan malam itu cukup sulit karena kami kekurangan sumber cahaya dari senter. Maka dengan setia salah satu seniorku yang sering dipanggil ‘Batak’ setia memegang tanganku selama perjalanan hingga sampai di holiped. Holiped adalah daerah rerumput (seperti lapang bola) yang cukup luas untuk berkemah. Para senior, aku, dan wilda membangun tenda untuk beristirahat dan memasak makan untuk malam itu. Esok hari, aku dan wilda mendapat kejahilan para seniorku (maklumlah kami sedang dilantik), ada rasa kesal dan marah mereka memperlakukan kami seperti itu karena badan sangat capek sekali. Ya sudahlah, kami pasrah saja dijahili seperti itu (wajar). Pukul 08.00 kami melanjutkan perjalanan menuju puncak Salak 1. Perjalanan yang sangat melelahkan karena jalur pendakian cukup curam dan terjal. Pohon-pohon tinggi menjulang, kanan kiri jurang, banyak jalan setapak yang tandus sehingga kami harus lebih berhati-hati dalam berjalan. Sepanjang jalan aku berdoa agar selalu dalam lindungan-Nya. Aku tetap berfikiran positif saja karena banyak yang bilang bahwa Gunung Salak adalah gunung yang angker. Gunung salak ini merupakan gunung dengan jalur trekking tersulit dibandingkan gunung lain di Jawa Barat. Perjalanan hampir memakan waktu 10 jam. Aku termasuk lelet berjalan sehingga aku paling belakang sampai di Puncak salak 1. Selama berjalan aku ditemani seniorku Rusman, Usman, dan Batak. Mereka setia menemaniku walaupun sebenarnya mereka sedikit kesal karena tak bisa melihat sunset di puncak Salak 1. Tiga jam sebelum sampai di puncak, tali tas kerrilku copot, lalu diakali dengan tali panjat untuk menyambungkan kembali. Aku sudah lelah dan tak nyaman membawa tas berat itu. Kemudian salah seorang seniorku Batak menawarkan menukar tasku dengan tasnya yang lebih ringan. Sungguh baik dan perhatian sekali seniorku itu padahal dia orang asli medan tapi berhati lembut. Pukul 19.00 aku sampai di puncak salak 1, udara sangat dingin mungkin sekitar 15 0C dan segera membangun tenda dan menyiapkan makan malam. Lalu aku dan wilda hanya berdua di tenda,, nyaman sekali karena tenda tidak sempit. Padahal tadinya ada beberapa seniorku yang mau menumpang tidur di tendaku tapi tidak jadi. Esok harinya seperti biasa kami dijahili lagi oleh para seniorku. Kami berdua pasrah saja menerima kejahilan mereka dan sedikit melawan. Kejahilan dalam pelantikan sudah tidak aneh. Kami mencoba bersabar saja. Hal yang paling kuingat adalah ketika nasi, sarden, dan kopi dicampur menjadi satu dan kami harus menghabiskannya, hanya rasa ‘enek’ terasa di lidah. Siang harinya kami segera membereskan barang-barang dan bersiap melakukan perjalanan pulang. Ketika kami sampai di sebuah sungai dengan air jernih dan bersih sekali, aku dan temanku lagi-lagi dijahili agar merangkak di sungai itu sepanjang 15 meter. Benar-benar dingin sekali. Lalu rambut kami dilumuri minyak goring, kami diberi susu berbonus jengkol. Halah tidak enak sekali. Setelah itu, kami resmi dilantik menjadi anggota dan diberi nama ‘Lumpur Salak’. Kami memasak semua persediaan yang masih ada, tidak ada rasa canggung dengan senior. Semua membaur dan tertawa menikmati kebersamaan dan menertwakan tingkah laku kami ketika dijahili. Setelah itu, kami melanjutkan perjalanan pulang dengan jalur trekking Cidahu, Sukabumi. Kami sampai pukul 22.00 di pos Cidahu. Kami memanjat pagar setinggi 7 meter karena tidak ada penjaga pos. kami menunggu angkutan yang lewat menuju jalan raya. Sepanjang menunggu, kami memeriksa kondisi kaki, dan ternyata di kaki aku terdapat 4 pacet yang sedang menikmati menyedot darahku. Lalu kak ‘batak’ membantuku mengusir pacet-pacet yang menyedot darah di kaki. Angkutan umum sudah dating, dan aku memilih langsung pulang ke rumahku sedangkan kawan dan seniorku pulang ke Bogor. Pasca pendakian, seluruh badan terasa lemas sekali selama seminggu, kaki sakit, tangan-kaki baret-baret. Bahkan aku hanya terbaring di kamar dan pada hari ke-4 badanku diurut agar badanku lebih sehat lagi. Seminggu kemudian aku masuk kuliah kembali dan ternyata kuku kaki jempolku luka parah hingga kuku copot. Teman-temanku kaget melihat kondisi badanku yang lebih hitam dan banyak baret-baret di tangan, dan kuku copot. Hingga akhirnya 6 bulan kemudian kuku kaki aku baru sempurna tumbuh lagi. *ehhmm itulah pengalaman pendakian pertamaku ketika libur semester ganjil.. *kenangan yang tak akan terlupa, aku hanya tersenyum bila mengingat aku yang masih culun menurut mengikuti kejahilan para seniorku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar